SEJARAH CIOMAS
Ciomas
Dalam Sejarah Banten (Babad Banten)
Tanah Banten pada abad 11 – 15 (thun
1150-1525 m / tahun ………. H) sejak zaman PADJAJARAN MAKUKUHAN (tahun 1130-1150)
kemudian zaman SIGALUH (tahun 1150), kemudian zaman SUNDA ………….. (tahun
1150-1180) hingga abad ke-XVI Banten masih merupakan bagian dari kekuasaan
kerajaan Sunda (Padjajaran). Yang menjadi penguasa di Banten saat itu ialah
Prabu Pucuk Umun, putra dari Prabu Sidaraja Padjajaran dengan pusat
pemerintahannya bertempat di Banten Girang (± 1 km dari kota Serang ke sebelah
Selatan) sekarang berada tepatnya di Kp. Sempu Desa Cipare Kab. Serang,
berbatasan dengan Kp. Sayabulu-Dalung Desa Gelam.Pada abad ke-XVI Islam mulai masuk ke
Banten yang dibawa oleh Sunan Gunung Djati atau Syekh Syarif Hidayatullah
Cirebon yang secara berangsur-angsur mengembangkan agama Islam di Banten dan
sekitarnya, hingga kemudian dapat merebut dan menaklukan pemerintahan Prabu
Pucuk Umun (tahun 1524/1525 m) selanjutnya beliau mendirikan kerajaan /
kesultanan Islam di Banten dengan mengangkat putranya Maulana Hasanuddin / Pangeran
Sabakingking menjadi raja / Sultan Banten yang pertama yang berkuasa selama ±
18 tahun (tahun 1552-1570).Sebelumnya, tanah Banten dikuasai dan
diperintah oleh bangsa / kaum beragama non-muslim, yakni berkeyakinan kepada
benda-benda dan roh-roh yang dikeramatkan. Prabu Pucuk Umun pada saat memerintah bersama para kawulanya
sering bertapa di gunung pulosari dan sekitar gunung karang, karena di tempat
itulah bersemayan roh-roh atau dewa-dewa yang dituhankan oleh para raja dan
kawulanya bangsa padjajaran.Gunung pulosari adalah suatu gunung yang berasal
dari Kata Pulasara / mulasara yang
berarti mengurus, seperti pada kata mengurus mayit (Mulasari mayit), kata
Pulasara berasal dari bahasa Arab “falaasyara’a”
(……………..) yang artinya (Jawa) “Manka
ora ana syare’at Islam” = maka tidak ada Syari’at Islam.
Komentar
Posting Komentar